Selasa, 22 Februari 2011

Cara Membuat Paper Tugas Kuliah


Tidak sedikit dari para mahasiswa merasa kesulitan bila dihadapkan pada tugas membuat sebuah paper. Bagi mereka yang sudah akrab dengan kegiatan tulis menulis tentu hal tersebut tidak menjadi masalah. Tapi bagi mereka yang kurang kemampuannya dalam tulis menulis tentu ssangatlah memusingkan. Adakah panduan atau cara membuat paper yang benar dan bagus. :Berikut ini adalah langkah-langkahnya :

1. Topik

Penetapan topik sangatlah penting, karena merupakan cikal bakal dari sebuah paper yang akan kita susun. Topik yang dipilih sebaiknya tidak terlalu sempit dan juga tidak terlalu melebar. Selain itu topik yang dibahas sebaiknya didapat dari ide yang orisinil yang belum dibahas pada paper-paper lain atau bisa juga pengembangan dari topik yang pernah dibahas pada paper sebelumnya.

2. Data

Data merupakan bagian penting dari penyusunan sebuah paper. dengan adanya data yang lengkap serta valid hal tersebut bisa menciptakan sebuah paper yang berkwalitas. Dan data yang dikumpulkan tentu harus sesuai dengan topik yang akan dibahas. Dan data yang dimaksud bisa dimasukkan dalam bagian tinjauan pustaka.

3. Argumen

Argumen di sini merupakan pembahasan dari penelitian yang kita lakukan. Pembahasan ini harus didukung fakta-fakta dan bukti yang kuat. Argumen bisa dipakai untuk memperbaiki suatu data yang didapat atau bisa juga berupa pengembangan.

Setelah memahami unsur-unsur utama paper, selanjutnya akan kita bahas mengenai format paper. Perlu saya ingatkan bahwa kemungkinan format paper di satu universitas bisa berbeda dengan universitas lain. Tapi secara garis besar semua isinya sama, hanya penamaan babnya saja yang berbeda.

Bab-bab dalam paper yang saya ketahui adalah sebagai berikut:

1. Abstrak

Abstrak merupakan ulasan singkat mengapa penelitian dilakukan, bagaimana penelitian dilaksanakan, hasil-hasil yang penting, dan simpulan utama dari kegiatan.

Abstrak merupakan bagian yang penting dari sebuah paper. Biasanya pembaca menilai menarik atau tidaknya sebuah paper atau berbobot tidaknya sebuah paper. Penulisan abstrak yang kurang menarik bisa membuat pembaca enggan membaca paper kita lebih lanjut.

2. Pendahuluan

Bab ini mengulas tentang alasan pemilihan topik yang berupa menguraikan masalah-masalah yang ada sehingga membuat penelitian perlu untuk dilakukan. Bisa juga ditambahkan manfaat dan kelebihan penelitian ini dibandingkan penelitian sebelumnya.

3. Tinjauan pustaka

Tinjauan pustaka memuat tinjauan dan ulasan singkat dan jelas atas pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian. Pustaka yang digunakan sebaiknya berupa pustaka terbaru yang relevan dengan bidang yang diteliti.

Misalnya kita membahas tentang tentang kelebihan Service Oriented Architecture (SOA) dibandingkan arsitektur lain. Maka sebaiknya di tinjauan pustaka dibahas mengenai aristektur lain berserta kekurangannya yang nantinya akan dilengkapi dengan SOA.

Selain itu, tinjauan pustaka bisa juga membahas secara singkat tentang dasar teori yang diperlukan untuk memahami pembahasan yang akan kita lakukan selanjutnya. Tinjauan pustaka harus berupa data yang valid sehingga perlu untuk mencantumkan referensi dari mana data berasal. Selain itu, tinjauan pustaka tidak boleh lebih panjang dari pembahasan yang akan kita lakukan nanti.

4. Metodologi

Di sini berisi analisis, desain, dan implementasi dari penelitian yang kita lakukan. Di sini akan dibahas secara detail mengenai penelitian yang kita lakukan.

5. Uji coba

Di sini berisi hasil uji coba dari penelitian yang kita lakukan. Bandingkan dengan penelitian yang lama sehingga akan terlihat bahwa penelitian kita lebih unggul.

6. Simpulan

Simpulan memuat ringkasan hasil penelitian dan jawaban atas hipotesis penelitian. Bisa juga membuat simpulan dari hasil uji coba.


7. Daftar pustaka

Memuat semua pustaka yang kita gunakan dalam paper. Pustaka yang dimuat didaftar pustaka harus dikutip minimal sekali dalam paper.

Cara Membuat Paper Tugas Kuliah Selanjutnya...

Senin, 21 Februari 2011

Cara Membuat Paper Tugas Kuliah Tips dan Trik


Tidak sedikit dari para mahasiswa merasa kesulitan bila dihadapkan pada tugas membuat sebuah paper. Bagi mereka yang sudah akrab dengan kegiatan tulis menulis tentu hal tersebut tidak menjadi masalah. Tapi bagi mereka yang kurang kemampuannya dalam tulis menulis tentu ssangatlah memusingkan. Adakah panduan atau cara membuat paper yang benar dan bagus. Sebelum melanjutkan topik pembahasan mengenai cara membuat paper mari kita lihat sebuah kutipan berikut ini :
Menurut sebuah sumber, paper adalah tulisan yang memuat pembahasan dari sebuah topik tertentu dengan dukungan data dan argumen yang valid dan kuat.
Dari pengertian di atas, kita bisa menggaris bawahi beberapa kata, antara lain: topik tertentu, data serta argumen yang valid dan kuat. Kata-kata tersebut nantinya akan menjadi unsur utama sebuah paper. Kita bahas satu per satu:

1. Topik

Topik di sini maksudnya adalah topik yang akan kita bahas dalam paper. Topik yang dipilih sebaiknya tidak terlalu sempit dan juga tidak terlalu melebar. Selain itu topik yang dibahas sebaiknya didapat dari ide yang orisinil yang belum dibahas pada paper-paper lain atau bisa juga pengembangan dari topik yang pernah dibahas pada paper sebelumnya.

2. Data

Data di sini maksudnya adalah data-data pendukung yang nantinya akan kita bahas di paper kita sekilas. Data-data ini berupa tinjauan pustaka. Isi dari tinjauan pustaka bisa kita lihat pada pembahasan tinjauan pustaka.

3. Argumen

Argumen di sini merupakan pembahasan dari penelitian yang kita lakukan. Pembahasan ini harus didukung fakta-fakta dan bukti yang kuat. Argumen bisa dipakai untuk memperbaiki suatu data yang didapat atau bisa juga berupa pengembangan.

Setelah memahami unsur-unsur utama paper, selanjutnya akan kita bahas mengenai format paper. Perlu saya ingatkan bahwa kemungkinan format paper di satu universitas bisa berbeda dengan universitas lain. Tapi secara garis besar semua isinya sama, hanya penamaan babnya saja yang berbeda.

Bab-bab dalam paper yang saya ketahui adalah sebagai berikut:

1. Abstrak

Abstrak merupakan ulasan singkat mengapa penelitian dilakukan, bagaimana penelitian dilaksanakan, hasil-hasil yang penting, dan simpulan utama dari kegiatan.

Abstrak merupakan bagian yang penting dari sebuah paper. Biasanya pembaca menilai menarik atau tidaknya sebuah paper atau berbobot tidaknya sebuah paper. Penulisan abstrak yang kurang menarik bisa membuat pembaca enggan membaca paper kita lebih lanjut.

2. Pendahuluan

Bab ini mengulas tentang alasan pemilihan topik yang berupa menguraikan masalah-masalah yang ada sehingga membuat penelitian perlu untuk dilakukan. Bisa juga ditambahkan manfaat dan kelebihan penelitian ini dibandingkan penelitian sebelumnya.

3. Tinjauan pustaka

Tinjauan pustaka memuat tinjauan dan ulasan singkat dan jelas atas pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian. Pustaka yang digunakan sebaiknya berupa pustaka terbaru yang relevan dengan bidang yang diteliti.

Misalnya kita membahas tentang tentang kelebihan Service Oriented Architecture (SOA) dibandingkan arsitektur lain. Maka sebaiknya di tinjauan pustaka dibahas mengenai aristektur lain berserta kekurangannya yang nantinya akan dilengkapi dengan SOA.

Selain itu, tinjauan pustaka bisa juga membahas secara singkat tentang dasar teori yang diperlukan untuk memahami pembahasan yang akan kita lakukan selanjutnya. Tinjauan pustaka harus berupa data yang valid sehingga perlu untuk mencantumkan referensi dari mana data berasal. Selain itu, tinjauan pustaka tidak boleh lebih panjang dari pembahasan yang akan kita lakukan nanti.

4. Metodologi

Di sini berisi analisis, desain, dan implementasi dari penelitian yang kita lakukan. Di sini akan dibahas secara detail mengenai penelitian yang kita lakukan.

5. Uji coba

Di sini berisi hasil uji coba dari penelitian yang kita lakukan. Bandingkan dengan penelitian yang lama sehingga akan terlihat bahwa penelitian kita lebih unggul.

6. Kesimpulan

Simpulan memuat ringkasan hasil penelitian dan jawaban atas hipotesis penelitian. Bisa juga membuat simpulan dari hasil uji coba.

7. Daftar pustaka

Memuat semua pustaka yang kita gunakan dalam paper. Pustaka yang dimuat didaftar pustaka harus dikutip minimal sekali dalam paper.

Cara Membuat Paper Tugas Kuliah Tips dan Trik Selanjutnya...

Minggu, 20 Februari 2011

ANALISIS PENDAPATAN PENGUSAHA AYAM POTONG (Studi Kasus Kota Jakarta Selatan)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pendapatan penduduk Indonesia maka semakin meningkat pula kebutuhan bahan makanan, termasuk bahan makanan yang berasal dari hewan terutama daging. Salah satu jenis ternak yang yang menjadi sumber utama penghasil daging adalah ayam di mana pemeliharaan dan konsumsi sudah menyebar di seluruh Indonesia, di samping itu, beberapa kelebihan yang dimiliki ayam sebagai bahan konsumsi telah menyebabkan terdapatnya preferensi yang tinggi dari masyarakat terhadap daging ayam potong. Di DKI Jakarta saja, kebutuhan ayam potong mencapai 1,5 juta ekor per hari. Sementara di Tanah Air kebutuhan ayam potong diperkirakan mencapai tiga juta sampai lima juta ekor per hari.(Tim Liputan 6 SCTV, Dusta Pedagang Atam Potong, Diambil 2 Mei 2007, dari http://www.Liputan6.com). Komoditas unggas mempunyai prospek pasar yang baik karena didukung oleh karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang sebagian besar muslim, harga yang relatif murah dengan akses yang mudah karena sudah merupakan barang publik dan merupakan pendorong utama penyediaan protein hewani nasional.
Namun dewasa ini terdapat beberapa permasalahan yang menghambat usaha daging ayam potong di Indonesia. Beberapa masalah tersebut adalah merebaknya kasus flu burung pada pertengahan 1997 dan kenaikan BBM yang mencapai 100% pada akhir 2005.

Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian Influenza) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas. Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1 pada unggas dikonfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi burung dan transportasi unggas yang terinfeksi.
Pada Januari 2004, di beberapa propinsi di Indonesia terutama Bali, Botabek, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat dilaporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa. Awalnya kematian tersebut disebabkan oleh karena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)). Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di Indonesia sangat besar yaitu 3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah kematiannya adalah propinsi Jawa Barat dengan kematian 1.541.427 ekor.
Flu burung pada mulanya hanya menyerang burung sampai pada tahun 1997 di Hongkong, 18 orang tertular dan 6 di antaranya meninggal dunia. Pada Januari 2004 virus ini telah menyebar hampir ke seluruh kawasan Asia dan ditemukan di Indonesia pada Februari 2004. Hingga 28 Januari 2008 Departemen Kesehatan RI telah mencatat 124 kasus dengan 100 kematian pada manusia yang disebabkan virus flu burung dengan rincian sebagai berikut :

Di Kota Jakarta Selatan, upaya pencegahan dilakukan dengan melarang warga untuk memelihara unggas-unggas tanpa sertifikat. Bagi mereka yang melanggar akan dikenakan sanksi kurungan penjara 3 bulan dan denda maksimal 50 juta rupiah.
Beberapa kasus di Kota Jakarta Selatan yang berhubungan dengan flu burung di antaranya adalah pada 16 februari 2006 seorang warga meninggal di Kebayoran Baru yang merupakan korban meninggal ke delapan akibat flu burung di Jakarta Selatan, kemudian hal tersebut ditindak lanjuti dengan merazia rumah-rumah penduduk di Kel.Pondok Pinang oleh para aparat kota dan ditemukan 1500 unggas yang kemudian didepopulasi pada 4 Maret 2008. Kebun Raya Ragunan juga pernah ditutup beberapa hari untuk memeriksa kesehatan hewan terutama unggas.

Flu burung telah mengakibatkan banyak pengusaha daging ayam mulai dari peternak sampai penjual gulung tikar karena masyarakat menjadi takut untuk mengkonsumsi daging ayam. Menurut data terdapat lebih dari 600 pangkalan ayam, 1200 rumah potong, dan ribuan pedagang daging ayam yang tersebar di seluruh pasar tradisional di Jakarta terancam gulung tikar karena secara rata – rata, total kebutuhan daging ayam di Jakarta adalah 500 ribu hingga 600 ribu ekor perhari, setelah kasus flu burung mencuat, permintaan itu menurun 60% ( Kompas 28 Juli 2005). Penjualan ayam potong di pasar tradisional Pasar Minggu Jakarta Selatan juga turun 25-50 persen
Pada tanggal 1 Oktober 2005 pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Harga bensin jenis premium yang semula Rp 2.400,00 naik menjadi Rp 4.500,00/liter dan solar yang sebelumnya Rp 2.100,00 naik menjadi Rp 4.300,00/liter. Secara langsung kenaikan harga BBM tersebut akan menaikkan beban biaya transportasi hingga 100%. Kenaikan tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden No. 55/2005 tentang Kenaikan Harga Jual Eceran BBM Dalam Negeri, tertanggal 30 September 2005.

1.2. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu
1. Apakah jumlah pesaing mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam potong?
2. Apakah biaya transportasi mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam potong?
3. Apakah banyaknya jumlah ayam terjual mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam potong?
4. Apakah flu burung dianggap mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam potong?
5. Apakah secara bersama-sama jumlah pesaing, biaya transportasi dan jumlah ayam terjual serta variabek dummy flu burung mempengaruhi pendapatan pengusaha ayam potong?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian :

1. Menganalisis pengaruh jumlah pesaing terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.
2. Menganalisis pengaruh biaya transportasi terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.
3. Menganalisis pengaruh banyaknya jumlah ayam terjual terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.
4. Menganalisis pengaruh Flu burung terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.
5. Menganalisis pengaruh secara bersama-sama jumlah pesaing, biaya transportasi dan jumlah ayam terjual serta variabek dummy Flu burung terhadap pendapatan pengusaha ayam potong.

1.3.2. Manfaat Penelitian :

1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis agar dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, selain itu penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi di lapangan.

2. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran atau studi banding bagi mahasiswa atau pihak yang melakukan penelitian yang sejenis. Di samping itu, guna meningkatkan, memperluas dan memantapkan wawasan dan keterampilan yang membentuk mental mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja.


sumber : Kumpulan Skripsi Dari Berbagai Jurusan


ANALISIS PENDAPATAN PENGUSAHA AYAM POTONG (Studi Kasus Kota Jakarta Selatan) Selanjutnya...

Tata cara Penulisan Bussiness Plan


5W & 1H

What? Apa yang menjadi permasalahan?
Why? Mengapa dipermasalahkan?
How? Bagaimana mengatasinya?
When? Kapan memulainya?
Where? Dimana dikerjakannya?
Who? Siapa saja yang terlibat?

SMART

Specific : Spesifik, jelas
Measurable : Bisa diukur
Achievable : Bisa dicapai, realistis
Relevant : Relevan, terkait permasalahan
Timely : Waktu yang efektif, tepat sesuai kondisi

Format Umum Dari Isi Business Plan

Halaman Muka
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif
Konsep Usaha
Analisa Kondisi Internal & Eksternal
Rencana Pemasaran
Rencana Produksi / Pengadaan
Rencana Manajemen & Organisasi
Rencana & Analisa Keuangan

Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)

Ringkasan yang menjadi fokus utama business plan, dibuat setelah konsep usaha s/d analisa investasi selesai disusun
Secara ringkas menjelaskan tentang:
Pemilik Usaha & Team Manajemen
Konsep Usaha
Target Pelanggan
Rencana Pelaksanaan Usaha
Perkiraan Hasil Investasi
Diutarakan secara jelas & singkat max 3 halaman, diupayakan hanya 1 halaman saja

Tata cara Penulisan Bussiness Plan Selanjutnya...

Membuat Bisnis Plan Sederhana


Awal tahun lalu, saya dan beberapa teman-teman “bertapa” untuk menyusun business plan. Honestly, ini bukan pertama kali saya sendiri menyusun business plan. Tapi terus terang, saya lebih banyak melakukan eksplorasi berdasarkan keliaran dan kemerdekaan pemikiran saya, dan relatif jarang didasari oleh dasar tertentu. Hal ini ternyata menyulitkan karena apa yang saya pahami, saya lihat, belum tentu sama dengan apa yang dipahami orang lain. Untuk itu, diperlukan “bahasa semesta” yang dimengerti oleh orang banyak. Oleh karena itu, beberapa bulan sebelum yearly meeting di kantor, saya melakukan eksplorasi dokumentasi tentang bagaimana menyusun business plan yang baik.

Saya ingin share disini. Kenapa?. Tidak jarang, dan mungkin relatif banyak, rekan-rekan yang memulai business seperti saya melakukan hal yang sama : tidak melakukan perencanaan usaha dengan matang. Mencoba untuk mengalir begitu saja. Padahal, ketika kita ingin mengembangkan usaha, mencari investor, ingin melibatkan dunia perbankan untuk mendanai aktifitas bisnis kita, maka semua akan berpulang pada business plan yang kita susun. Dan ditahap ini, sepertinya juga yang saya alami, kita kesulitan untuk menjelaskan bahwa bisnis kita ini layak untuk didukung.

Penjelasan argumentatif sekalipun tidak cukup untuk memberikan kekuatan bahwa bisnis yang kita jalani memiliki prospek yang cerah. Kadang, kita terlalu egois dengan keyakinan kita, sementara kita kesulitan untuk membahasakan dengan “bahasa investor”, “bahasa perbankan” ataupun “bahasa client”. Ini yang harus kita bangun sebelum semuanya terlambat.

Ada hukum dasar yang menurut saya harus kita sadari, suka atau tidak suka. Bicara bisnis maka kita akan bicara tentang untung dan rugi. Dan ketika kita mencoba untuk “merayu” pihak lain untuk terlibat dalam bisnis kita, maka kita harus mengacu pada konsepsi ini. Intinya, tidak ada orang yang ingin terlibat dalam sebuah usaha yang tidak terukur, dan tidak mampu menjelaskan keuntungan apa yang akan diperoleh.
Penyusunan business plan tentu saja bukan saja terkait tentang menghadirkan investor atau mengundang dunia perbankan. Secara lebih mendasar, menyusun business plan justru dibutuhkan dalam konteks internal. Agar kita benar-benar memiliki arah dalam menjalankan usaha, terukur, terencana dengan baik. Business plan juga akan menjadi “controlling tools” bagi kita, apakah dalam perjalanannya nanti, bisnis kita berada dalam koridor yang benar.

Terutama dalam business yang bersifat relatif baru, penuh dengan kreatifitas, business plan justru semakin dibutuhkan. Kenapa? Karena ada pergeseran dalam memahami usaha itu sendiri. Karena konsepsinya sendiri telah bergeser, paradigma usaha telah mengalami perubahan, generasinya pun telah berubah. Celakanya, orang-orang yang memiliki uang/dana, para pengambil kebijakan, secara umum berada dalam generasi yang berbeda dengan generasi kita saat ini. Ini adalah tantangan bagi para enterpreneur muda, untuk meyakinkan pihak-pihak “beda generasi” tersebut agar bisa melihat perspektif yang ingin kita sampaikan. Sesuatu yang mungkin kurang terjamah dalam khasamah pemahaman mereka. Disinilah, sebuah business plan menjadi sangat signifikan.

Dari eksplorasi yang saya lakukan atas bantuan Prof. Google, saya mengambil berapa poin penting. Sangat banyak situs yang menjelaskan bagaimana membuat business plan, mulai dari yang sederhana sampai yang complicated. Saya hanya mencoba untuk mengambil beberapa key point nya saja, secara umum.
1. Roles of Business Plan

Secara umum, role of business plan adalah bagaimana “mengolah” technical input menjadi economic output. Artinya, kita menterjemahkan potensi teknis kita (keahlian, produk etc) menjadi keluaran ekonomi (proyeksi keuntungan, market, etc).

2. Structure of Business Plan

* Introduction : Adalah item yang berisikan deskripsi dokumen, Untuk siapa dokumen ini dibuat, Kenapa orang harus membacanya, Siapa dan kapan dibuat, langkah-langkah yang dilakukan, dll.

* Table of Content : Daftar isi dari dokumen yang kita buat

* Fact Sheet : Berisikan informasi data-data perusahaan : Nama perusahaan, Struktur legal, Lokasi, Ukuran usaha, Nilai investasi, ROI (return of investment), Promoter, Auditor,etc

* Executive Summary : Penjelasan singkat tentang setiap langkah dari rencana dan profil perusahaan dalam bentuk narasi : visi misi, tujuan, etc

* Business Concept : Berisikan konsep-konsep yang akan kita jalankan dalam usaha: Unique Selling Proposition, Ide dasar, Nilai beda kita dengan pebisnis lain, oportunity yang bisa didapat, kesesuaian dengan visi dan misi perusahaan dll

* Market Analysis : Penjelasan dan analisa mengenai situasi pasar : Pelanggan, pesaing, proses distribusi, dan promosi

* Operation : Menjelaskan tentang proses produksi : Input, Proses, Output

* Financials : Menjelaskan tentang situasi keuangan perusahaan yang terdiri dari : Income statement, Balance sheet, Cash flow, dan ratio

* Organization : Menjelaskan tentang organisasi perusahaan : Kepemilikan/komisaris, Direksi, Staf-staf kunci. Dijelaskan pula posisi, tingkat pendidikan, pengalaman, success story, potensi masa depan dan data-data lain yang sekiranya menguatkan

* Legal : menjelaskan aspek legal/hukum dari usaha yang dijalankan

3. Tips

Ada tips-tips sederhana yang perlu menjadi catatan dalam penyusunan business plan :

* Mudah dimengerti, 1 tujuan, tercapai dengan cepat
* Menggunakan sedikit kalimat, tidak hanya singkat tapi efisien
* Tujuan jelas, hanya menyampaikan fakta dan ide yang relevan
* Menarik, mudah dimengerti, menggunakan gambar dan grafik
* Kata-kata yang sederhana dan disususun dengan model “conversation” atau komunikasi yang interaktif
* Membawa nuansa optimis dan positif
* Mengarahkan keputusan pembaca, menegaskan itikad baik kita, mendemonstrasikan pengetahuan dan skill
* Hindari membuat statement yang tidak mendukung fakta
* Didukung data2 nyata,
* Obyektifitas dan sumber informasi yang berkualitas

Terkait penyusunan business plan diatas, saya sendiri masih harus memahami banyak hal, terutama terkait faktor finansial. Kuliah singkat dengan bu enny beberapa waktu yang lalu sangat membantu saya dalam memahami poin-poin diatas. Silahkan tanya ke pakarnya langsung tentang item ini.

Bagaimana menurut anda? Tulisan ini jelas hanya hasil analisa dan eksplorasi sederhana saya yang masih jauh dari kesempurnaan. Masukan dan diskusi tentu akan lebih memperkuat tulisan ini dan bisa dimanfaatkan oleh banyak orang.
Beberapa referensi yang bisa dibaca :

http://www.odu.edu/bpa/boaectr/businessplan.htm
http://www.myownbusiness.org/s2/
http://www.sba.gov/smallbusinessplanner/plan/writeabusinessplan/SERV_WRRITINGBUSPLAN.html
http://www.planware.org/businessplan.htm
http://www.investorbusinessplan.com/business-plan-format.html
http://www.businessplanarchive.org/
http://www.bplans.com/
http://www.soros.org/openaccess/oajguides/html/OAJGuideBPSuppl_Ed.1.htm


sumber : TrowInside

Membuat Bisnis Plan Sederhana Selanjutnya...

Sabtu, 19 Februari 2011

Cara Cepat Menyusun Skripsi



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang diwajibkan sebagai bagian dari persyaratan pendidikan akademis. Buat sebagian mahasiswa, skripsi adalah sesuatu yang lumrah. Tetapi buat sebagian mahasiswa yang lain, skripsi bisa jadi momok yang terus menghantui dan menjadi mimpi buruk. Banyak juga yang berujar “lebih baik sakit gigi daripada bikin skripsi”.
Saya juga sering mendapat kiriman pertanyaan tentang bagaimana menyusun skripsi dengan baik dan benar. Ada juga beberapa yang menanyakan masalah teknis tertentu dengan skripsinya. Karena keterbatasan waktu, lebih baik saya jawab saja secara berjamaah di sini. Sekalian supaya bisa disimak oleh audiens yang lain.
Karena target pembacanya cukup luas dan tidak spesifik, maka tulisan ini akan lebih memaparkan tentang konsep dan prinsip dasar. Tulisan ini tidak akan menjelaskan terlalu jauh tentang aspek teknis skripsi/penelitian. Jadi, jangan menanyakan saya soal cara menyiasati internal validity, tips meningkatakan response rate, cara-cara dalam pengujian statistik, bagaimana melakukan interpretasi hasil, dan seterusnya. Itu adalah tugas pembimbing Anda. Bukan tugas saya.

Apa itu Skripsi

Saya yakin (hampir) semua orang sudah tahu apa itu skripsi. Seperti sudah dituliskan di atas, skripsi adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi sebagai bagian untuk mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi inilah yang juga menjadi salah satu pembeda antara jenjang pendidikan sarjana (S1) dan diploma (D3).
Ada beberapa syarat yang musti dipenuhi sebelum seorang mahasiswa bisa menulis skripsi. Tiap universitas/fakultas memang mempunyai kebijakan tersendiri, tetapi umumnya persyaratan yang harus dipenuhi hampir sama. Misalnya, mahasiswa harus sudah memenuhi sejumlah SKS, tidak boleh ada nilai D atau E, IP Kumulatif semester tersebut minimal 2.00, dan seterusnya. Anda mungkin saat ini belum “berhak” untuk menulis skripsi, akan tetapi tidak ada salahnya untuk mempersiapkan segalanya sejak awal.
Skripsi tersebut akan ditulis dan direvisi hingga mendapat persetujuan dosen pembimbing. Setelah itu, Anda harus mempertahankan skripsi Anda di hadapan penguji dalam ujian skripsi nantinya. Nilai Anda bisa bervariasi, dan terkadang, bisa saja Anda harus mengulang skripsi Anda (tidak lulus).
Skripsi juga berbeda dari tesis (S2) dan disertasi (S3). Untuk disertasi, mahasiswa S3 memang diharuskan untuk menemukan dan menjelaskan teori baru. Sementara untuk tesis, mahasiswa bisa menemukan teori baru atau memverikasi teori yang sudah ada dan menjelaskan dengan teori yang sudah ada. Sementara untuk mahasiswa S1, skripsi adalah “belajar meneliti”.
Jadi, skripsi memang perlu disiapkan secara serius. Akan tetapi, juga nggak perlu disikapi sebagai mimpi buruk atau beban yang maha berat.

Miskonsepsi tentang Skripsi

Banyak mahasiswa yang merasa bahwa skripsi hanya “ditujukan” untuk mahasiswa-mahasiswa dengan kecerdasan di atas rata-rata. Menurut saya pribadi, penulisan skripsi adalah kombinasi antara kemauan, kerja keras, dan relationships yang baik. Kesuksesan dalam menulis skripsi tidak selalu sejalan dengan tingkat kepintaran atau tinggi/rendahnya IPK mahasiswa yang bersangkutan. Seringkali terjadi mahasiswa dengan kecerdasan rata-rata air lebih cepat menyelesaikan skripsinya daripada mahasiswa yang di atas rata-rata.
Masalah yang juga sering terjadi adalah seringkali mahasiswa datang berbicara ngalor ngidul dan membawa topik skripsi yang terlalu muluk. Padahal, untuk tataran mahasiswa S1, skripsi sejatinya adalah belajar melakukan penelitian dan menyusun laporan menurut kaidah keilmiahan yang baku. Skripsi bukan untuk menemukan teori baru atau memberikan kontribusi ilmiah. Karenanya, untuk mahasiswa S1 sebenarnya replikasi adalah sudah cukup.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian, secara umum, terbagi dalam dua pendekatan yang berbeda: pendekatan saintifik dan pendekatan naturalis. Pendekatan saintifik (scientific approach) biasanya mempunyai struktur teori yang jelas, ada pengujian kuantitif (statistik), dan juga menolak grounded theory. Sebaliknya, pendekatan naturalis (naturalist approach) umumnya tidak menggunakan struktur karena bertujuan untuk menemukan teori, hipotesis dijelaskan hanya secara implisit, lebih banyak menggunakan metode eksploratori, dan sejalan dengan grounded theory.
Mana yang lebih baik antara kedua pendekatan tersebut? Sama saja. Pendekatan satu dengan pendekatan lain bersifat saling melengkapi satu sama lain (komplementer). Jadi, tidak perlu minder jika Anda mengacu pada pendekatan yang satu, sementara teman Anda menggunakan pendekatan yang lain. Juga, tidak perlu kuatir jika menggunakan pendekatan tertentu akan menghasilkan nilai yang lebih baik/buruk daripada menggunakan pendekatan yang lain.

Hal-hal yang Perlu Dilakukan

Siapkan Diri. Hal pertama yang wajib dilakukan adalah persiapan dari diri Anda sendiri. Niatkan kepada Tuhan bahwa Anda ingin menulis skripsi. Persiapkan segalanya dengan baik. Lakukan dengan penuh kesungguhan dan harus ada kesediaan untuk menghadapi tantangan/hambatan seberat apapun.
Minta Doa Restu. Saya percaya bahwa doa restu orang tua adalah tiada duanya. Kalau Anda tinggal bersama orang tua, mintalah pengertian kepada mereka dan anggota keluarga lainnya bahwa selama beberapa waktu ke depan Anda akan konsentrasi untuk menulis skripsi. Kalau Anda tinggal di kos, minta pengertian dengan teman-teman lain. Jangan lupa juga untuk membuat komitmen dengan pacar. Berantem dengan pacar (walau sepele) bisa menjatuhkan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

Buat Time Table. Ini penting agar penulisan skripsi tidak telalu time-consuming. Buat planning yang jelas mengenai kapan Anda mencari referensi, kapan Anda harus mendapatkan judul, kapan Anda melakukan bimbingan/konsultasi, juga target waktu kapan skripsi harus sudah benar-benar selesai.
Berdayakan Internet. Internet memang membuat kita lebih produktif. Manfaatkan untuk mencari referensi secara cepat dan tepat untuk mendukung skripsi Anda. Bahan-bahan aktual bisa ditemukan lewat Google Scholar atau melalui provider-provider komersial seperti EBSCO atau ProQuest.
Jadilah Proaktif. Dosen pembimbing memang “bertugas” membimbing Anda. Akan tetapi, Anda tidak selalu bisa menggantungkan segalanya pada dosen pembimbing. Selalu bersikaplah proaktif. Mulai dari mencari topik, mengumpulkan bahan, “mengejar” untuk bimbingan, dan seterusnya.
Be Flexible. Skripsi mempunyai tingkat “ketidakpastian” tinggi. Bisa saja skripsi anda sudah setengah jalan tetapi dosen pembimbing meminta Anda untuk mengganti topik. Tidak jarang dosen Anda tiba-tiba membatalkan janji untuk bimbingan pada waktu yang sudah disepakati sebelumnya. Terkadang Anda merasa bahwa kesimpulan/penelitian Anda sudah benar, tetapi dosen Anda merasa sebaliknya. Jadi, tetaplah fleksibel dan tidak usah merasa sakit hati dengan hal-hal yang demikian itu.
Jujur. Sebaiknya jangan menggunakan jasa “pihak ketiga” yang akan membantu membuatkan skripsi untuk Anda atau menolong dalam mengolah data. Skripsi adalah buah tangan Anda sendiri. Kalau dalam perjalanannya Anda benar-benar tidak tahu atau menghadapi kesulitan besar, sampaikan saja kepada dosen pembimbing Anda. Kalau disampaikan dengan tulus, pastilah dengan senang hati ia akan membantu Anda.
Siapkan Duit. Skripsi jelas menghabiskan dana yang cukup lumayan (dengan asumsi tidak ada sponsorships). Mulai dari akses internet, biaya cetak mencetak, ongkos kirim kuesioner, ongkos untuk membeli suvenir bagi responden penelitian, biaya transportasi menuju tempat responden, dan sebagainya. Jangan sampai penulisan skripsi macet hanya karena kehabisan dana. Ironis kan?

Tahap-tahap Persiapan

Kalau Anda beruntung, bisa saja dosen pembimbing sudah memiliki topik dan menawarkan judul skripsi ke Anda. Biasanya, dalam hal ini dosen pembimbing sedang terlibat dalam proyek penelitian dan Anda akan “ditarik” masuk ke dalamnya. Kalau sudah begini, penulisan skripsi jauh lebih mudah dan (dijamin) lancar karena segalanya akan dibantu dan disiapkan oleh dosen pembimbing.
Sayangnya, kebanyakan mahasiswa tidak memiliki keberuntungan semacam itu. Mayoritas mahasiswa, seperti ditulis sebelumnya, harus bersikap proaktif sedari awal. Jadi, persiapan sedari awal adalah sesuatu yang mutlak diperlukan.
Idealnya, skripsi disiapkan satu-dua semester sebelum waktu terjadwal. Satu semester tersebut bisa dilakukan untuk mencari referensi, mengumpulkan bahan, memilih topik dan alternatif topik, hingga menyusun proposal dan melakukan bimbingan informal.
Dalam mencari referensi/bahan acuan, pilih jurnal/paper yang mengandung unsur kekinian dan diterbitkan oleh jurnal yang terakreditasi. Jurnal-jurnal top berbahasa asing juga bisa menjadi pilihan. Kalau Anda mereplikasi jurnal/paper yang berkelas, maka bisa dipastikan skripsi Anda pun akan cukup berkualitas.
Unsur kekinian juga perlu diperhatikan. Pertama, topik-topik baru lebih disukai dan lebih menarik, bahkan bagi dosen pembimbing/penguji. Kalau Anda mereplikasi topik-topik lawas, penguji biasanya sudah “hafal di luar kepala” sehingga akan sangat mudah untuk menjatuhkan Anda pada ujian skripsi nantinya.
Kedua, jurnal/paper yang terbit dalam waktu 10 tahun terakhir, biasanya mengacu pada referensi yang terbit 5-10 tahun sebelumnya. Percayalah bahwa mencari dan menelusur referensi yang terbit tahun sepuluh-dua puluh tahun terakhir jauh lebih mudah daripada melacak referensi yang bertahun 1970-1980.
Salah satu tahap persiapan yang penting adalah penulisan proposal. Tentu saja proposal tidak selalu harus ditulis secara “baku”. Bisa saja ditulis secara garis besar (pointer) saja untuk direvisi kemudian. Proposal ini akan menjadi guidance Anda selama penulisan skripsi agar tidak terlalu keluar jalur nantinya. Proposal juga bisa menjadi alat bantu yang akan digunakan ketika Anda mengajukan topik/judul kepada dosen pembimbing Anda. Proposal yang bagus bisa menjadi indikator yang baik bahwa Anda adalah mahasiswa yang serius dan benar-benar berkomitmen untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.
Kiat Memilih Dosen Pembimbing
Dosen pembimbing (academic advisor) adalah vital karena nasib Anda benar-benar berada di tangannya. Memang benar bahwa dosen pembimbing bertugas mendampingi Anda selama penulisan skripsi. Akan tetapi, pada prakteknya ada dosen pembimbing yang “benar-benar membimbing” skripsi Anda dengan intens. Ada pula yang membimbing Anda dengan “melepas” dan memberi Anda kebebasan. Mempelajari dan menyesuaikan diri dengan dosen pembimbing adalah salah satu elemen penting yang mendukung kesuksesan Anda dalam menyusun skripsi.
Tiap universitas/fakultas mempunyai kebijakan tersendiri soal dosen pembimbing ini. Anda bisa memilih sendiri dosen pembimbing yang Anda inginkan. Tapi ada juga universitas/fakultas yang memilihkan dosen pembimbing buat Anda. Tentu saja lebih “enak” kalau Anda bisa memilih sendiri dosen pembimbing untuk skripsi Anda.
Lalu, bagaimana memilih dosen pembimbing yang benar-benar tepat?
Secara garis besar, dosen bisa dikategorikan sebagai: (1) dosen senior, dan (2) dosen junior. Dosen senior umumnya berusia di atas 40-an tahun, setidaknya bergelar doktor (atau professor), dengan jam terbang yang cukup tinggi. Sebaliknya, dosen junior biasanya berusia di bawah 40 tahun, umumnya masih bergelar master, dan masih gampang dijumpai di lingkungan kampus.
Tentu saja, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagai contoh, kalau Anda memilih dosen pembimbing senior, biasanya Anda akan mengalami kesulitan sebagai berikut:
•    Proses bimbingan cukup sulit, karena umumnya dosen senior sangat perfeksionis.
•    Anda akan kesulitan untuk bertemu muka karena umumnya dosen senior memiliki jam terbang tinggi dan jadwal yang sangat padat.
Tapi, keuntungannya:
•    Kualitas skripsi Anda, secara umum, akan lebih memukau daripada rekan Anda.
•    Anda akan “tertolong” saat ujian skripsi/pendadaran, karena dosen penguji lain (yang kemungkinan masih junior/baru bergelar master) akan merasa sungkan untuk “membantai” Anda.
•    Dalam beberapa kasus, bisa dipastikan Anda akan mendapat nilai A.
Sebaliknya, kalau Anda memilih dosen pembimbing junior, maka Anda akan lebih mudah selama proses bimbingan. Dosen Anda akan mudah dijumpai di lingkungan kampus karena jam terbangnya belum terlalu tinggi. Dosen muda umumnya juga tidak “jaim” dan “sok” kepada mahasiswanya.
Tapi, kerugiannya, Anda akan benar-benar “sendirian” ketika menghadapi ujian skripsi. Kalau dosen penguji lain lebih senior daripada dosen pembimbing Anda, bisa dipastikan Anda akan “dihajar” cukup telak. Dan dosen pembimbing Anda tidak berada dalam posisi yang bisa membantu/membela Anda.
Jadi, hati-hati juga dalam memilih dosen pembimbing.
Format Skripsi yang Benar
Biasanya, setiap fakultas/universitas sudah menerbitkan acuan/pedoman penulisan hasil penelitian yang baku. Mulai dari penyusunan konten, tebal halaman, jenis kertas dan sampul, hingga ukuran/jenis huruf dan spasi yang digunakan. Akan tetapi, secara umum format hasil penelitian dibagi ke dalam beberapa bagian sebagai berikut.
Pendahuluan. Bagian pertama ini menjelaskan tentang isu penelitian, motivasi yang melandasi penelitian tersebut dilakukan, tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini, dan kontribusi yang akan diberikan dari penelitian ini.
Pengkajian Teori & Pengembangan Hipotesis. Setelah latar belakang penelitian dipaparkan jelas di bab pertama, kemudian dilanjutkan dengan kaji teori dan pengembangan hipotesis. Pastikan bahwa bagian ini align juga dengan bagian sebelumnya. Mengingat banyak juga mahasiswa yang “gagal” menyusun alignment ini. Akibatnya, skripsinya terasa kurang make sense dan nggak nyambung.
Metodologi Penelitian. Berisi penjelasan tentang data yang digunakan, pemodelan empiris yang dipakai, tipe dan rancangan sampel, bagaimana menyeleksi data dan karakter data yang digunakan, model penelitian yang diacu, dan sebagainya.
Hasil Penelitian. Bagian ini memaparkan hasil pengujian hipotesis, biasanya meliputi hasil pengolahan secara statistik, pengujian validitas dan reliabilitas, dan diterima/tidaknya hipotesis yang diajukan.
Penutup. Berisi ringkasan, simpulan, diskusi, keterbatasan, dan saran. Hasil penelitian harus disarikan dan didiskusikan mengapa hasil yang diperoleh begini dan begitu. Anda juga harus menyimpulkan keberhasilan tujuan riset yang dapat dicapai, manakah hipotesis yang didukung/ditolak, keterbatasan apa saja yang mengganggu, juga saran-saran untuk penelitian mendatang akibat dari keterbatasan yang dijumpai pada penelitian ini.
Jangan lupa untuk melakukan proof-reading dan peer-review. Proof-reading dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan tulis (typo) maupun ketidaksesuaian tata letak penulisan skripsi. Peer-review dilakukan untuk mendapatkan second opinion dari pihak lain yang kompeten. Bisa melalui dosen yang Anda kenal baik (meski bukan dosen pembimbing Anda), kakak kelas/senior Anda, teman-teman Anda yang dirasa kompeten, atau keluarga/orang tua (apabila latar belakang pendidikannya serupa dengan Anda).
Beberapa Kesalahan Pemula
Ketidakjelasan Isu. Isu adalah titik awal sebelum melakukan penelitian. Isu seharusnya singkat, jelas, padat, dan mudah dipahami. Isu harus menjelaskan tentang permasalahan, peluang, dan fenomena yang diuji. Faktanya, banyak mahasiswa yang menuliskan isu (atau latar belakang) berlembar-lembar, tetapi sama sekali sulit untuk dipahami.
Tujuan Riset & Tujuan Periset. Tidak jarang mahasiswa menulis “sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan” sebagai tujuan risetnya. Hal ini adalah kesalahan fatal. Tujuan riset adalah menguji, mengobservasi, atau meneliti fenomena dan permasalahan yang terjadi, bukan untuk mendapatkan gelar S1.
Bab I: Bagian Terpenting. Banyak mahasiswa yang mengira bahwa bagian terpenting dari sebuah skripsi adalah bagian pengujian hipotesis. Banyak yang menderita sindrom ketakutan jika nantinya hipotesis yang diajukan ternyata salah atau ditolak. Padahal, menurut saya, bagian terpenting skripsi adalah Bab I. Logikanya, kalau isu, motivasi, tujuan, dan kontribusi riset bisa dijelaskan secara runtut, biasanya bab-bab berikutnya akan mengikuti dengan sendirinya. (baca juga: Joint Hypotheses)
Padding. Ini adalah fenomena yang sangat sering terjadi. Banyak mahasiswa yang menuliskan terlalu banyak sumber acuan dalam daftar pustaka, walaupun sebenarnya mahasiswa yang bersangkutan hanya menggunakan satu-dua sumber saja. Sebaliknya, banyak juga mahasiswa yang menggunakan beragam acuan dalam skripsinya, tetapi ketika ditelusur ternyata tidak ditemukan dalam daftar acuan.
Joint Hypotheses. Menurut pendekatan saintifik, pengujian hipotesis adalah kombinasi antara fenomena yang diuji dan metode yang digunakan. Dalam melakukan penelitian ingatlah selalu bahwa fenomena yang diuji adalah sesuatu yang menarik dan memungkinkan untuk diuji. Begitu pula dengan metode yang digunakan, haruslah metode yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kalau keduanya terpenuhi, yakinlah bahwa skripsi Anda akan outstanding. Sebaliknya, kalau Anda gagal memenuhi salah satu (atau keduanya), bersiaplah untuk dibantai dan dicecar habis-habisan.
Keterbatasan & Kemalasan. Mahasiswa sering tidak bisa membedakan antara keterbatasan riset dan “kemalasan riset”. Keterbatasan adalah sesuatu hal yang terpaksa tidak dapat terpenuhi (atau tidak dapat dilakukan) karena situasi dan kondisi yang ada. Bukan karena kemalasan periset, ketiadaan dana, atau sempitnya waktu.
Kontribusi Riset. Ini penting (terutama) jika penelitian Anda ditujukan untuk menarik sponsor atau dibiayai dengan dana pihak sponsor. Kontribusi riset selayaknya dijelaskan dengan lugas dan gamblang, termasuk pihak mana saja yang akan mendapatkan manfaat dari penelitian ini, apa korelasinya dengan penelitian yang sedang dilakukan, dan seterusnya. Kegagalan dalam menjelaskan kontribusi riset akan berujung pada kegagalan mendapatkan dana sponsor.

Menghadapi Ujian Skripsi

Benar. Banyak mahasiswa yang benar-benar takut menghadapi ujian skripsi (oral examination). Terlebih lagi, banyak mahasiswa terpilih yang jenius tetapi ternyata gagal dalam menghadapi ujian pendadaran. Di dalam ruang ujian sendiri tidak jarang mahasiswa mengalami ketakutan, grogi, gemetar, berkeringat, yang pada akhirnya menggagalkan ujian yang harus dihadapi.

Setelah menulis skripsi, Anda memang harus mempertahankannya di hadapan dewan penguji. Biasanya dewan penguji terdiri dari satu ketua penguji dan beberapa anggota penguji. Lulus tidaknya Anda dan berapa nilai yang akan Anda peroleh adalah akumulasi dari skor yang diberikan oleh masing-masing penguji. Tiap penguji secara bergantian (terkadang juga keroyokan) akan menanyai Anda tentang skripsi yang sudah Anda buat. Waktu yang diberikan biasanya berkisar antara 30 menit hingga 1 jam.
Ujian skripsi kadang diikuti juga dengan ujian komprehensif yang akan menguji sejauh mana pemahaman Anda akan bidang yang selama ini Anda pelajari. Tentu saja tidak semua mata kuliah diujikan, melainkan hanya mata kuliah inti (core courses) saja dengan beberapa pertanyaan yang spesifik, baik konseptual maupun teknis.

Grogi, cemas, kuatir itu wajar dan manusiawi. Akan tetapi, ujian skripsi sebaiknya tidak perlu disikapi sebagai sesuatu yang terlalu menakutkan. Ujian skripsi adalah “konfirmasi” atas apa yang sudah Anda lakukan. Kalau Anda melakukan sendiri penelitian Anda, tahu betul apa yang Anda lakukan, dan tidak grogi di ruang ujian, bisa dipastikan Anda akan perform well.
Cara terbaik untuk menghadapi ujian skripsi adalah Anda harus tahu betul apa yang Anda lakukan dan apa yang Anda teliti. Siapkan untuk melakukan presentasi. Akan tetapi, tidak perlu Anda paparkan semuanya secara lengkap. Buatlah “lubang jebakan” agar penguji nantinya akan menanyakan pada titik tersebut. Tentu saja, Anda harus siapkan jawabannya dengan baik. Dengan begitu Anda akan tampak outstanding di hadapan dewan penguji.

Juga, ada baiknya beberapa malam sebelum ujian, digiatkan untuk berdoa atau menjalankan sholat tahajud di malam hari. Klise memang. Tapi benar-benar sangat membantu.
Jujur saja, saya (dulu) menyelesaikan skripsi dalam tempo 4 minggu tanpa ada kendala dan kesulitan yang berarti. Dosen pembimbing saya adalah seorang professor dengan jam terbang sangat tinggi. Selama berada dalam ruang ujian, kami lebih banyak berbicara santai sembari sesekali tertawa. Dan Alhamdulillah saya mendapat nilai A.
Bukan. Bukan saya bermaksud sombong, tetapi hanya untuk memotivasi Anda. Kalau saya bisa, seharusnya Anda sekalian pun bisa.

Pasca Ujian Skripsi

Banyak yang mengira, setelah ujian skripsi segalanya selesai. Tinggal revisi, bawa ke tukang jilid/fotokopi, urus administrasi, daftar wisuda, lalu traktir makan teman-teman. Memang benar. Setelah Anda dinyatakan lulus ujian skripsi, Anda sudah berhak menyandang gelar sarjana yang selama ini Anda inginkan.
Faktanya, lulus ujian skripsi saja sebenarnya belum terlalu cukup. Sebenarnya Anda bisa melakukan lebih jauh lagi dengan skripsi Anda. Caranya?

Cara paling gampang adalah memodifikasi dan memperbaiki skripsi Anda untuk kemudian dikirimkan pada media/jurnal publikasi. Cara lain, kalau Anda memang ingin serius terjun di dunia ilmiah, lanjutkan dan kembangkan saja penelitian/skripsi Anda untuk jenjang S2 atau S3. Dengan demikian, kelak akan semakin banyak penelitian dan publikasi yang mudah-mudahan bisa memberi manfaat bagi bangsa ini.
Bukan apa-apa, saya cuma ingin agar bangsa ini bisa lebih cerdas dan arif dalam menciptakan serta mengelola pengetahuan. Sekarang mungkin kita memang tertinggal dari bangsa lain. Akan tetapi, dengan melakukan penelitian, membuat publikasi, dan seterusnya, bangsa ini bisa cepat bangkit mengejar ketertinggalan.

Cara Cepat Menyusun Skripsi Selanjutnya...

Tata Cara Penyusunan Skripsi


Definisi skripsi adalah suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian yang membahas masalah dalam bidang ilmu sesuai pada jurusan yang sedang di tempuh dengan menggunakan kaidah yang berlaku, skripsi disusun oleh mahasiswa di bawah pengawasan dosen pembimbing untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana maupun diploma.
Tujuan dari penyusunan skripsi adalah agar mahasiswa mampu menulis dan menyusun suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmu yang sedang di tempuh. Mahasiswa mampu melakukan penelitian mulai dari merumuskan masalah, mengolah data, mengumpulkan data, menganalisis, dan menarik suatu penyimpulan. Membantu mahasiswa menyampaikan, menggunakan, mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh menjadi suatu sitem yang terpadu untuk mengembangkan ilmu. Sehingga, guna mendapatkan sebuah skripsi yang baik di bawah ini merupakan beberapa hal menyangkut tata cara dalam penyusunannya secara garis besar. Yakni, sebagai berikut.

BAGIAN DEPAN
Judul. Judul merupakan sebuah cerminan yang dapat melukiskan isi dari skripsi yang dibuat, dimana judul yang disajikan tidak terlalu panjang atau secara singkat, jelas, dan tepat.
Kata Pengantar. Berisi uraian singkat tentang maksud penyusunan skripsi dan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penulisan, penyusunan, penelitian sampai pada skripsi tersebut terselesaikan.
Lembar Persetujuan. Berisi format tentang persetujuan skripsi yang telah dibuat dan menyatakan skripsi untuk menyatakan bahwa skripsi tersebut telah siap untu diujikan.
Lembar  Pengesahan. Mirip dengan format pada lembar persetujuan, hanya pada lembar ini menyatakan bahwa skripsi yang dibuat telah disahkan, untuk di isi nanti setelah selesai melaksanakan ujian skripsi.
Abstrak. Abstrak atau sinopsis merupakan bagian dari laporan penelitian, abstrak ditulis dengan spasi tunggal atau 1 spasi, dengan maksimum penulisan 1 halaman. Untuk penyusunannya terdiri dari, paragraf pertama memberikan informasi secara ringkas mengenai tujuan penelitian termasuk alasan pokok dan tujuan khusus dari penelitian. Paragraf kedua memberikan informasi mengenai metodologi penelitian (obyek penelitian, pemilihan sampel, pengumpulan dan analisis data). Paragraf ketiga memberikan informasi tentang kesimpulan yang disusun berdasarkan hasil data.
Daftar Isi. Memberikan gambaran secara menyeluruh mengenai isi skripsi dan bertujuan untuk memudahkan pembaca mengerti alur isi skripsi serta memudahkan pembaca mengetahui atau mencari dengan cepat letak suatu pokok bahasan. Daftar isi memuat seperti urutan bab dan sub bab yang disertai dengan nomer halaman masing-masing dan kerangka dari keseluruhan skripsi.
Daftar Tabel. Merupakan daftar yang memuat nomer dan judul gambar beserta nomer halamannya secara teratur berdasarkan nonmer gambar yang telah dimuat dalam isi skripsi.
Daftar Lampiran. Merupakan daftar yang memuat urutan judul lampiran beserta nomer halamannya secara teratur berdasarkan nomer lampiran dan halaman.

BAGIAN ISI
BAB I PENDAHULUAN

Bagian ini menjelaskan tentang issue penelitian, motivasi yang melandasi penilitian tersebut dilakukan, tujuan yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian ini, dan kontribusi yang akan diberikan dari penelitian. Terdiri seperti di bawah ini.
Latar Belakang Masalah. Pembahasan dimulai dengan uraian mengenai arti pentingnya penelitian dilakukan, alasan pemilihan judul, serta hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang melandasi topik penelitian.
Pengungkapan Masalah. Merupakan rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan yang dapat diteliti secara jelas dan di uji melalui pengmpulan dan analisis data. Batasan atau asumsi yang digunakan dalam penelitian dikemukakan pada di bagian ini. Rumusan masalah harus spesifik dan tidak terlalu umum.
Tujuan Penelitian. Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan, maka dijelaskan juga tujuan yang hendak di capai dari penelitian tersebut. Kemudian diuraikan manfaat atau kontribusi apa yang diberikan oleh hasil penelitian tersebut, baik dari aspek teoritis maupun aspek praktisnya.
Sistematika Pembahasan. Memuat sistematika yang direncanakan untuk penulisan skripsi, yaitu rangkuman dari isi skripsi mulai dari bab pertama sampai bab terakhir.
*Jumlah halaman yang disajikan pada bab ini cukup 10 persen dari jumlah halaman bagian isi skripsi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Merupakan sebuah kerangka teoritis, berisikan teori-teori dari pengetahuan yang dimiliki penulis dan berbagai referensi yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, sebagai landasan pendukung dalam mengungkapkan permasalahan yang akan ditampilkan pada bab berikutnya. Unsur kekinian juga perlu diperhatikan, adalah topik-topik baru lebih disukai dan lebih menarik, bahkan bagi dosen pembimbing dan penguji. Bila anda mereplikasi topik-topik lawas, penguji biasanya sudah hafal di luar kepala sehingga akan sangat mudah untuk menjatuhkan anda pada saat ujian skripsi.
*Jumlah halaman yang disajikan pada bab ini cukup 10 persen dari jumlah halaman bagian isi skripsi. 

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi penjelasan tentang data yang digunakan, pemodelan empiris yang digunakan, tipe dan rancangan sampel, bagaimana menyeleksi data dan karakter data yang digunakan, model penelitian yang diacu, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, merupakan teknik pengumpulan data, berisi tentang uraian data-data yang digunakan dan disebutkan, jenis data penelitian dan bagaimana cara memperoleh data tersebut.
*Jumlah halaman yang disajikan pada bab ini cukup 20 persen dari jumlah halaman bagian isi skripsi.

BAB IV PEMBAHASAN atau ANALISIS

Bagian ini memaparkan hasil pengujian hipotesis, biasanya meliputi hasil pengolahan secara statistik, pengujian validasi dan reliabilitas, dan diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan. Merupakan bagian dari deskripsi uraian hasil proses berbagai pengujian data setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data penelitian, atau sebagai pembanding dengan penelitian sebelumnya.
*Jumlah halaman yang disajikan pada bab ini upayakan mencapai 50 persen dari jumlah halaman bagian isi skripsi, karena penilaian dalam isi skripsi yang paling dominan adalah terletak di bab ini.

BAB V PENUTUP

Berisikan ringkasan, seperti di bawah ini.
Kesimpulan. Hasil penelitian dirangkum dan di diskusikan pada bagian ini, misalnya mengapa hasil yang diperoleh begini dan begitu, atau membuat rangkuman hasil analisis apakah hasil penelitian tersebut konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya, juga harus menyimpulkan keberhasilan tujuan penelitian yang telah dapat dicapai.
Keterbatasan. Merupakan bagian yang mengemukakan kelemahan penelitian yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian, misalnya kelemahan penentuan kerangka sampel dan setting penelitian.
Saran-saran. Berisi masukan untuk penelitian selanjutnya pada masa mendatang akibat dari keterbatasan yang dijumpai pada penelitian ini.
*Jumlah halaman yang disajikan pada bab ini cukup 10 persen dari jumlah halaman bagian isi skripsi.

BAGIAN AKHIR

Daftar Pustaka. Memuat referensi yang diacu dan dibaca langsung dalam menyusun penelitian dan disajikan menurut abjad nama penulis, tanpa nomer urut.
Lampiran. Berisi gambar atau data-data pelengkap untuk menguatkan isi skripsi yang telah sibuat.
Semoga masukan di atas dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan atau sedang menghadapi penyusunan skripsi. Hal yang perlu diperhatikan adalah, buatlah sebuah skripsi yang mudah dimengerti oleh orang yang masih awam sekalipun. Maksudnya. nantinya pembaca skripsi yang telah anda buat adalah luas, maka skripsi yang mudah dimengerti akan sangat bermanfaat bagi pembacanya.

Tata Cara Penyusunan Skripsi Selanjutnya...